
Borobudur
Lebih dari 1000 tahun sesudah
pembangunannya Borobudur masih tegak berdiri , sebauh bukti nyata
kejayaan nusantara dimasa lalu. Untuk membuat mahakarya seagung
Borobudur, diperlukan tidak hanya kemampuan intelektual yang tinggi
tapi juga dukungan logistic stabilitas keamanan dan kemampuan ekonomi
yang luar biasa. Proses pembangunan yang memakan waktu selama 75
tahun itu. Pada jaman keemasan Dinasty Syailendra telah berhasil
menciptakan suatu system pendidikan yang kondusif yang mampu
me;lahirkan para empu dari berbagai disipplin ilmu(ahli agama, ahli
bangunan seniman, designer, dan seterusnya). Singkat kata, nusantara
sudah mengalami kejayaan sebuah ‘Negara’ jauh sebelum Indonesia.
Circa 800
Candi Borobudur dibangun pada masa
keenasan Dinasti Syailendra yang berkuasa dipulau jawa pada kurun
waktu 760 – 830 M. Sebagian Ilmuwan percaya bahwa Gunadharma adalah
arsitek yang membidani Mahakarya ini. Pembangunannya memakan waktu
tidak kurang dari 75 tahun dan diperkirakan selesai 825 M.
1006-1814
Masa’kegelapan’ dimana Borobudur tertelan peradaban. Tidak ada jejak sejarah yang bias
dijadikan referensi mengenai keberadaan, fungsi dan aktifitas candi
pada masa itu.
1814
Ditemukan dalam keadaan tertimbun semak
belukar oleh HC Cornelis. Pada saat itu jawa dikuasai oleh inggris
dengan Sir Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal. Ketika
melakukan kunjungan ke Semarang, Raffles mendapat berita bahwa dikedu
terdapat candi yang belum digali.
1817
Untuk pertama kalinya keberadaan CB
terungkap ke public eropa lewat buku The History of Java karangan
Raffles. Walau hanya disinggung sekilas dan tidak ada pemaparan yang
memadai setidaknya raffles telah melempar wacana mengenai keberadaan
candi budha di Jawa Tengah.
1831
WOJ Niewenkamp, Seniman Belanda Yang
dikenal sangat terobsesi dengan budaya nusantara, membuat beberapa
sketsa tentang Borobudur. Salah satu yang terkenal dan menimbulkan
kontroversi hingga sekarang adalah sketsa tentang keberadaan danau
purba disekitar candi
1835
Tahun’kemunculan kembali’ Borobudur
kepermukaan bumi. Oleh kerja keras pegawai belanda , Hartmann.
Ketertarikannya yang luar biasa menimbulkan inisiatif pribadi untuk
melanjutkan kerja Cornelius dengan menyingakirkan semak belukar yang
menutupi permukaan candid an melakukan pembersihan didalam candi.
1842
Ketika memasuki kubah candi Hartmann
menemukan ratusan stupa Budha dan relief, namun tidak ada catatan
rinci mengenai proses dan hasil penemuan yang sangat spektakuler ini.
Sebelumnya tidak ada yang mengetahui bahwa didalam kubah besar CB
tersimp 1873
Monograph Borobudur untuk
pertamakalinya diterbitkan dalam bahasa belanda dan diterjemahkan ke
dalam bahasa Perancis setahun kemudian. Memuat ratusan sketsa dan
gambar candi beserta isinya. Dibuat atas prakarsa pemerintah Belanda
dengan melibatkan sedikitnay 3 orang ahli: Leeman, Wilsen dan
Brumund. Sejak diterbitkan monograph ini, akses masyarakat
luas(terutama Eropa) terhadap informasi Borobudur menjadi terbuka
lebar. Dan mulai mengambil temnpat dalam ‘peta sejarah dunia’ dan
menarik perhatian para ahli untuk meneliti lebih jauh.
1907-1911
Restorasi pertama dilakukan dibawah
pimpinan Theodore Van Erp dengan dana pemerintah belanda. Selam
restorasi dia membuat dokumentasi photo keadaan candi sebelum ,
selama dan sesudah restorasi serta melakukan pendataan dan inventaris
jumlah stupa dan relief. Namun yang paling menonjol adalah
keberhasilan Van Erp merekonstruksi candi secara utuh hingga menjadi
bentuknya yang kita lihat sekarang.